Slm,….pada kesempatan kali ini ana ingin berbagi kepada antum semua khususny bagi para ADK ataupun bagi semua mahasiswa yang memiliki keinginan didalam hatinya mewujudkan suatu kampus yang penuh dengan nilai – nilai islam. Terwujudnya nilai – nilai islam dikampus yang kita diami pada saat ini merupakan suatu keharusan, kita tidak ingin kampus kita jauh dari nilai – nilai islam, jauh dari nuansa ruhiyyah, apakah kita rela kampus kita yang mempunyai visi kampus yang islami, kampus yang religius, kampus yang madani tapi suasana di dalam kampus sangat jauh sekali dari nilai – nilai islam ? para mahasiswa hanya berfikir tentang keinginan duniawi (hedonis) yang hanya menginginkan kepuasan sesaat….hura – hura, pergaulan bebas, nongkrong di jalannan, sikap apatis terhadap lingkungan kampus, kalo milih antara agenda pengajian di kampus atau acara band dikampus lebih banyak milih acara band….mungkin kalo acara band bisa bebas nonton, bawa gebetan, bisa mengekspresikan keinginan diri, yang pasti bebaaaas????kalo ikut pengajian kampus bisa dapat apa yach???
Di sisi lain masyarakat kampus yang di sebut masyarakat heterogen tentunya sangat kompleks kalo kita melihat karakteristik mahasiswany, ada yang bilang bahwa ‘kampus merupakan miniatur negara’ secara sederhana memang sudah di setting seolah – olah kita berada dalam suasana tatanan negara, bisa kita renungi bersama…mulai dari struktur organ intra kampus mulai dari ada istilah BEM/DEMA, BLM, BYM (kalo di kampus ana) dibawahnya ada istilah HMJ, UKM, BOM ini merupakan setting bagaimana kita bisa memhami secara sederhana ruang lingkup negara, belum lagi dengan karakteristik mahasiswa yang bersifat aktif maupun pasif, aktif artinya berada diranah sruktura kepengurusan sedangkan yang pasif sebaliknya. Belum lagi kalo kita bicara mengenai ideologi atau paradigma yang ada pada setiap mahasiswa dapat dibayangkan kalo jumlah mahasiswa mencapai ribuan orang membawa ideologi masing – masing bagaimana jadinya ?
Hal ini merupakan amanah qta sebagai seorang ADK bagaimana agar pemahaman qta sebagai seorang du’at bisa mencapai cita – cita yang mulia sesuai dengan firman Alloh swt (Q.S 41: 33) :“Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Alloh….”. Proses dakwah merupakan suatu metamorfosis bukan gerakan yang instan, merupakan gerakan amal jama’i bukan gerakan infirodi, gerakan yang membahagiakan bagi para du’atnya bukan gerakan yang menakutkan bagi orang yang berjumpa dengannya…qta bisa ambil sebuah pelajaran sejarah dari uswah teladan qta Rosululloh s.a.w, bagaimana beliau pada saat itu bisa membuat suatu gerakan dakwah menjadi sebuah peradaban dunia, di awali proses dakwah Rosululloh di mekah dengan proses ‘memanusia’, ‘memasyarakat’, hinggga ‘menegara’ (madinah peradaban dunia)….bersambung
cepzul 